BROTHER’S BOND (Part 3)


“Aku berharap… Agar bisa melihat wajah dongsaeng ku ini. Satu kali saja aku sangat ingin melihat secara langsung wajah mu, Kyu.”

.

Harapanmu terkabul, hyung. Apa kau menyadarinya? Baru saja kita bertatapan langsung, seperti harapanmu. Sungguh, aku sangat bahagia. Melihat seorang Lee Donghae yang hebat dan kuat itu berdiri di hadapanku lagi.

Bukankah ini membuktikan bahwa harapan yang kuat akan terkabul walau kita tidak tahu kapan waktunya. Hanya tetap percaya dan tidak bosan berharap.

.

.

.

BROTHER’S BOND

-No one can destroy the brother’s bond-

.

.

Happy Reading!!

.

Kibum melepaskan kacamata bacanya lalu memijat pelan pelipisnya yang terasa berdenyut. Punggungnya bersandar lelah di sandaran sofa. Matanya memandang tumpukan kertas yang berserakan di meja dengan tatapan lelah dan malas. Sudah sekitar 3 jam, dia menekuni setiap kertas itu. Mengecek dan meneliti setiap berkas yang ada. Sesekali dia fokus pada laptopnya, membuat bahan meeting untuk esok hari.

Sibuk… Ya, Kibum terlihat begitu sibuk. Hampir setiap hari dia akan bertemu dengan tumpukan berkas-berkas penting sebagai tanggung jawabnya atas pekerjaannya sebagai seorang tangan kanan.

Beberapa saat mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah, Kibum bangkit dari duduknya. Berjalan sedikit lunglai menuju dapur apartemen mewah itu. Mengambil sekaleng soda dingin yang mungkin bisa menyegarkan dirinya.

BRAK! Continue reading

BROTHERS BOND (Part 2)


BB 2

.

Berjalan dengan sedikit tergesa melewati lorong-lorong di apartemen mewah di daerah cheongdam-dong. Namja itu melepaskan kacamata hitamnya sembari tetap melangkahkan kakinya cepat. Sesekali dengusan sebal meluncur dari bibir tipisnya.

Pintu berwarna coklat tua dengan ukiran elegan dan bertuliskan angka 302 di sudut atasnya itu dibuka dengan tak sabaran bahkan sedikit kasar. Pandangan namja itu langsung mengedar ke seluruh penjuru apartemen besar yang baru saja di masukinya. Alisnya berkerut saat tak mendapatkan tanda-tanda kehidupan di sana. Continue reading

BROTHERS BOND (Part 1)


Image

Melupakan seseorang..

Menurut sebagian orang, melupakan seseorang itu mudah. Apalagi jika seseorang itu hanya dikenal dalam waktu tidak lama. Namun bagiku… Entah mengapa, melupakan orang itu rasanya begitu sulit.

Saat satu sisi diriku meminta agar aku melupakannya namun aku tidak bisa. Saat aku memutuskan untuk menanti… Namun sampai kapan penantian ini akan berlanjut?

. Continue reading

Precious Eyes -Part 9 /END-


precious eyes pict

PRECIOUS EYES

.

Main Cast :

Cho Kyuhyun

Lee Donghae

.

Genre : Friendship, Drama, Angst

.

Rated : T

Warning : Typo(s), bad plot, bored, OoC

Disclaimer : All Cast isn’t mine but this plot story is mine!

.

©LyELF©

-Enjoy Reading!-

.

.

 

PART 9

ooOOoo Eyes ooOOoo

Kicauan burung terdengar bagaikan sebuah lantunan lagu indah di pagi hari. Membangunkan orang-orang dan memberi semangat baru lewat nyanyiannya. Nyanyian ucapan syukur bagi sang Pencipta atas hari baru yang begitu cerah ini.

Awan putih berarak tenang mengikuti arah angin yang membawanya. Menjadi sebuah hiasan indah di langit biru untuk menemani sang penguasa cahaya. Mentari itu secara perlahan mulai naik menuju puncak singgasananya.

Hembusan angin pagi yang cukup dingin namun terasa begitu segar bebas memasuki sebuah ruangan yang kedua jendelanya terbuka dalam gedung rumah sakit cukup besar di kota tersebut. Semilir angin itu memainkan surai rambut berwarna hitam dari seorang namja yang tengah terduduk di ranjangnya.

Pemuda tampan itu hanya duduk diam dengan punggung bersandar di head ranjang. Sebuah perban membalut bagian matanya secara sempurna membuat dirinya sedikit terlihat seperti seorang mummy. Perban yang menutupi kepalanya beberapa minggu lalu sudah di lepas namun sebagai gantinya sebuah perban baru menutupi bagian matanya setelah dia menjalani operasi.

Continue reading

The Pallace Friendship -part 8-


priview2

GUNGJEON UJEONG

-THE PALACE FRIENDSHIP-

.

.

Main Cast :

All Super Junior’s members

.

Rated : T

Genre : Friendship, Drama, Fusion-Sageuk

Warning : Typo(s), bored, bad plot, OoC

Disclaimer : All Cast belong to God and themselves. I just own this story. Don’t copy anything without my permission

.

©LyELF©

Enjoy Reading!!

.

.

PART 8

†_TPF_†

.

.

“Tunggu! Berhenti, jangan lari!”

Seruan keras itu menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang di pasar Hanyang. Mereka mengalihkan pandangan menuju beberapa orang yang tengah berlarian dengan napas terengah, menembus keramaian pasar ini. Sekelompok orang itu terus berseru memanggil dan mengejar seorang remaja yang berlari kencang di depan sana.

“Tuan muda, tunggu!”

Kibum menolehkan kepalanya ke belakang tanpa menghentikan larinya. Dia berdecih pelan kala melihat orang-orang yang mengejar bukan semakin berkurang justru semakin bertambah jumlahnya. Matanya bergerak gelisah. Mencari jalan agar bisa mengecoh dan terbebas dari kejaran orang-orang bawahan ayahnya.

Andai saja Kibum tidak ketahuan keluar dari rumah saat ingin mengambil kudanya, pasti Kibum sudah lebih santai menunggangi kuda saat ini. Tidak berlari yang menguras seluruh energinya seperti ini. Kibum membenarkan posisi tas panahnya. Dirinya yang di kenal begitu santai dan simpel itu terlihat cukup kerepotan dengan bawaannya. Tas panah terselampir di pundak kanannya dan sebuah gumpalan kain entah berisi apa sudah terselampir di pundak kirinya. Tangannya pun menggenggam erat sebuah busur panah.

Kaki Kibum bergerak lincah melewati lalu lalang orang di pasar ini. Kibum merubah arah larinya menuju sebuah belokan dimana terdapat toko-toko kecil dengan jalanan lebih sepi. Napasnya mulai terengah saat ini. Wajah tampannya pun sudah terpenuhi oleh peluh.

“Tuan muda!”

“Oh, sial!” umpat Kibum karena beberapa pengawal masih mengikuti jejaknya di belakang sana.

Tak mempedulikan rasa lelah yang mendera seluruh persendian kakinya, Kibum mempercepat langkahnya. Mengikuti jalan pasar yang berkelok ini. Kibum sendiri bahkan tidak tahu ini berada dalam pasar bagian mana. Dia hanya fokus untuk membebaskan diri dari kejaran orang-orang itu.

BRUK!

Continue reading